Posted by : Unknown Senin, 09 Desember 2013

Berdirinya Ski Air di Indonesia adalah bermula pada kebutuhan para prajurit TNI dalam mengamankan dan mempertahankan Negara dari gangguan penjajah dan pemberontak terutama yang masuk melalui pantai dari pulau-pulau yang ada dibumi Indonesia ini. Penyerangan terhadap pemberontakan (yang terjadi di Maluku dan sekitarnya), juga sering dilakukan melalui pantai yang kemudian hal-hal inilah yang kemudian memicu  berkembangnya Ski Air di Indonesia.
Pada tahun 1950, Pemerintah RIS (Republik Indonesia Serikat) mendirikan satu Divisi APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) yang masih bernaung dibawah nama TNI dan diberi nama “Gerakan Pertiwi”. Adapun maksud pembentukan DIVISI ini adalah untuk “mengambil alih tanggung jawab Keamanan di Wilayah Indonesia Timur”. “Gerakan Pertiwi” yang didirikan ini berada dibawah pimpinan Operasi, Kolonel A.E Kawilarang dengan komando-komando team tempur antara lain: LetKol. Inf. J.F. Warouw, LetKol.Inf. Soeharto (Presiden Pertama N.K.R.I), Mayor Inf. Andi Mattalatta dan LetKol. Inf. Soekawati.
Divisi “Gerakan Pertiwi” ini mendarat secara serentak pada tanggal 26 April 1950 didaerah tanggung jawab masing-masing, yaitu: Team Tempur Andi Mattalatta mendarat disektor Pantai Barat, Team Tempur J.F. Warouw di sektor Kota Makassar, Team Tempur Soeharto di sektor Pantai Selatan dan Team Tempur Soekawati di sektor pantai Timur Sulawesi Selatan. Pendaratan berlangsung dengan sukses dan pengambil alihan tanggung jawab keamanan diseluruh Sulawesi Selatan, berlangsung tanpa penghalang yang berarti.
Dengan munculnya pemberontakan yang dilakukan oleh RMS, pada bulan Desember 1950, Andi Mattalatta dengan batalyon yang baru saja dibentuknya yang dinamakan “OOSTERLING”, ditugaskan ke Ambon untuk menaklukkan RMS di Haruku, Nusa Laut dan Seram. Pada tanggal 14 September 1951, Andi Mattalatta diangkat menjadi Komandan Basis Militer Ambon dan diberikan 7 batalyon yang harus dibina fisik, mental dan moril nya yang mana mereka secara khusus dilatih agar dapat berenang karena dalam pendaratan-pendaratan dengan menggunakan Landingcraft LCM, LCS dan LCPP, banyak prajurit yang gugur bukan karena kena tembakan tetapi karena tenggelam akibat dari ketidak mampuan mereka untuk berenang.
Pada tanggal 19 Februari 1952, Andi Mattalatta dengan batalyon OOSTERLING nya ditugaskan kembali ke SulSel untuk turut menaklukkan pelarian CTN (Corp Tjadangan Nasional) dibawah pimpinan bekas LetKol. Inf. Kahar Muzakkar, yang kemudian membentuk pasukan-pasukan pemberontak dan menyebarkannya keseluruh pelosok Sulawesi Selatan dan Tenggara. Oleh karena pasukan pemberontak banyak yang mendirikan kubu didaerah yang dilindungi oleh rawa-rawa yang cukup dalam, maka banyak tentara pengaman Negara yang tenggelam ketika menyerang ke kubu pemberontak tersebut.
Ketidak mampuan prajurit dalam berenang mengingatkan Andi Mattalatta pada sebuah film tentang demonstrasi Ski Air berjudul “EASY to LOVE” yang diperankan oleh juara renang Olympiade 1948,Easther William. Film tersebut ditonton oleh beliau pada saat beliau dipanggil oleh Kolonel Gatot Soebroto ke Semarang. Film “Easy to Love” inilah yang kemudian menjadi inspirasi bagi Andi Mattalatta untuk menarik perhatian para prajurit untuk “belajar berenang”.
Pada bulan Oktober 1952 di Pantai Lumpue (didekat Pare-Pare, Sulawesi Selatan), Andi Mattalatta mulai belajar bermain “Ski Air” dengan menggunakan papan yang dibentuk sesuai apa yang beliau lihat di film “Easy to Love” tersebut. Ketika Andi Mattalatta sudah mulai menguasai cara meluncur dengan Ski Air kemudian beliau mengajarkannya kepada para prajurit yang mulai tertarik dengan adanya olahraga yang baru dan unik tersebut. Tetapi karena banyak prajurit yang tidak dapat berenang dan karena pada saat itu belum dikenal “pelampung/life vest”, maka rajinlah para prajurit tersebut untuk belajar berenang agar dapat bermain Ski Air. Demikianlah, dalam waktu yang singkat, Ski Air berkembang di Pare-Pare.
Ketika Andi Mattalatta diangkat menjadi “Komandan Komando Pangkalan Militer Makassar” pada tanggal 1 April 1954, selain mengamankan wilayah kota Makassar dan sekitarnya, beliau juga meningkatkan kegiatan olahraga terutama Olahraga Perairan dengan mendirikan sebuah “rumah ditanah pantai sebelah selatan (yang kemudian hari disebut “Gedung POPSA)” untuk menyimpan alat-alat Ski Air dan Boat-boat/sampan penarik pemain Ski Air. Demikianlah, kemudian olahraga Ski Air ini menarik minat masyarakat dan bangsa Asing yang berdomisili di Makassar yang kemudian ikut belajar bermain Ski Air.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © Galeri Olahraga -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -